Langsung ke konten utama

Agar Indonesia Selamat; Ini Seruan Penting Dr. Taufiq Al-Buthi Ketua Ikatan Ulama Suriah

Agar Indonesia Selamat; Ini Seruan Penting Dr. Taufiq Al-Buthi Ketua
Ikatan Ulama Suriah
. Kamu wajib sering belajar kepada mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka menggunakan kabar terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan utama intern membaca share terbaru.
Wartaislami.com ~ Syaikh Dr. Muhammad Taufiq sebanding putra dari Syaikh Muhammad Said Ramadhan al-Buthi, seorang ulama besar yang meninggal karena bom di Suriah. Pada bulan Nopember 2015 lalu, kepada kesekian kalinya Dr. Taufiq mengunjungi Indonesia. Kunjungan kali ini kepada menghadiri sekaligus selaku pembicara pada acara International Conference of Islamic Scholars (ICIS) ke IV yang sedang berlangsung di UIN Malik Ibrahim, Malang, Jawa Timur.
Sepulang ke Suriah, Dr. Taufiq yang selaku Ketua Ikatan Ulama Suriah ini mengirim surat via email kepada salah satu muridnya di Indonesia, Gus Nailurrahman bin Idris Hamid, Pasuruan. Surat berisi seruan serta ajakan kepada bangsa Indonesia itu menyikapi berbagai dinamika serta perselisihan umat Islam besar ini.
Faris Khoirul Anam yang berkesempatan selaku penerjemah seputar ceramah beliau di Indonesia, yaitu di Masjid Agung Jami Kota Malang serta pada acara ICIS sendiri, diminta oleh Gus Mamak –demikian putra KH. Idris Hamid itu biasa dipanggil– kepada menerjemahkan surat tersebut. Atas izin dari beliau pula, melihat pentingnya surat seruan tersebut, Cahaya Nabawiy menampilkannya secara utuh kepada pembaca, menggunakan dilengkapi sub-sub judul kepada memperjelas bagian pembahasannya.
Umat Islam Indonesia Miliki Kemurnian Fitrah serta Akhlak Karimah
Segala puji porsi Allah Pencipta seluruh seluruh. Shalawat serta salam terhaturkan kepada Sayyidina Muhammad, keluarga, sahabat, serta pengikut mereka menggunakan kebaikan sampai hari akhir.
Wahai saudaraku yang mulia di Indonesia, negeri yang penuh menggunakan keberkahan, yang penduduknya mencintai Islam, lalu memeluk Islam juga karena cinta terhadap agama ini. Mereka merasa kagum menggunakan akhlak mulia yang mereka temukan intern Islam, serta sifat-sifat terpuji kaum Muslimin yang bersosialisasi menggunakan mereka. Suatu fakta yang meniscayakan Indonesia selaku negeri Muslim terbesar, menggunakan penduduk serta luas teritorialnya.
Saya temukan pada diri kalian kemurnian fitrah serta akhlak baik, sesuatu yang menjadikan ane luar biasa cinta pada negeri ini serta penduduknya. Saya merasakan, penduduk Indonesia berhasil merepresentasikan kejernihan bersikap yang dibutuhkan oleh banyak bangsa-bangsa Muslim.
Umat Islam saat ini membutuhkan keteguhan intern berpegang diri pada Islam yang benar, yang jauh dari propaganda yang mereduksi kebenaran ajarannya. Umat Islam perlu mempraktikkan semua prakata yang tengah ini hilang dari benak kita. Padahal itu sebanding inti syariat serta dasar agama kita. Jika enggak, maka bahaya mengancam umat serta hendak menghancurkannya.
Perselisihan yang Melanda Umat
Saya enggak mengerti, mengapa perpecahan serta perselisihan menimpa umat ini, padahal kita sebanding umat yang disebut oleh Allah intern firman (yang artinya): “Sungguh agama tauhid inilah agama kamu, agama yang satu, serta Aku sebanding Tuhanmu, maka sembahlah Aku.” (QS. Al-Anbiya: 92).
Allah memerintahkan, sekaligus menguji kita intern perintahNya (yang artinya), “Dan berpegang teguhlah kamu semua pada tali (agama) Allah serta janganlah kamu bercerai berai. Ingatlah sehat Allah kepadamu, ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, oleh karena itu menggunakan karuniaNya kamu selaku bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kalian dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu kalian agar kamu mendapatkan petunjuk.” (QS. Ali Imran: 103).
Allah juga berfirman kepada kita (yang artinya): “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, karena itu damaikanlah di renggangan kedua saudaramu (yang berselisih). Bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapatkan rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10).
Sesungguhnya kaum yang tamak terhadap sumber daya bangsa kita, begitu benci terhadap persatuan kita, enggak suka kita selaku umat yang satu. Mereka enggak suka kita seiya sekata oleh karena itu selaku kuat intern ekonomi, kuat intern lembaga pendidikan serta perusahaan kita, kuat intern independensi ketetapan serta kedaulatan bangsa. Sungguh banyak kekuatan dzalim yang menginginkan bangsa kita bekerja kepada kepentingannya, oleh karena itu bangsa ini selaku miskin, enggak mengantongi ketetapan serta kekuatan, lemah, enggak mampu membela kepentingan serta enggak mampu bangkit.
Pentingnya Persatuan Umat
Saat ini kita butuh pada persatuan umat serta merapatkan barisan, melaksanakan perintah Allah agar kita berpegang taguh pada taliNya, demi menjaga masa depan umat. Agama kita mempersatukan, bukan memecah belah. Lalu mengapa kita terpecah enggak mau bersatu? Agama Islam menyeru kita kepada saling mencintai serta bekerjasama. Lalu mengapa kita saling membenci serta menjauh?
Bukankah Nabi Muhammad Saw. intern hadits shahih mengingatkan (yang artinya), “Janganlah saling hasud, berseteru, saling membenci, saling menjauh. Sebagian kalian enggak boleh menjual bagi jualan sebagian yang lain. Jadiah hamba Allah yang bersaudara. Muslim sebanding saudara porsi Muslim yang lain. Ia enggak boleh menganiaya, merendahkan, serta menghinanya. Ketakwaan itu ada di sini (Nabi menunjuk dada beliau sebanyak tiga kali). Cukuplah kejelekan seseorang, menggunakan ia merendahkan saudaranya yang Muslim. Setiap Muslim porsi Muslim yang lain, haram darah, harta, serta kehormatannya.”
Sesungguhnya faktor yang dapat menyatukan kita, meski menggunakan beragamnya pendapat serta perbedaan ijtihad, kian besar daripada faktor yang dapat memisahkan kita. Tidak selayaknya kita memberi kesempatan pada setan kepada merusak hubungan persaudaraan yang telah diamanahkan Allah di renggangan kita. Bukankah Allah berfirman kepada kita (yang artinya): “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, karena itu damaikanlah di renggangan kedua saudaramu (yang berselisih). Bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapatkan rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10).
Bukankah Allah mengingatkan kita, terhadap siapapun yang merusak hubungan di renggangan kita, serta Allah menjelaskan kepada kita bahwa ia sebanding setan. Allah berfirman: “Dan katakanlah kepada hamba-hambaKu, hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang kian baik. Sungguh, setan itu selalu menimbulkan perselisihan di renggangan mereka. Sungguh setan sebanding musuh yang nyata porsi manusia.” (QS. Al-Isra: 53).
Setan pada ayat ini, terkadang berbentuk jin, terkadang pula berbentuk manusia. Siapapun yang berkeinginan menyebarkan perpecahan serta kebencian di renggangan kita, ia telah memerankan pekerjaan setan.
Banyak Hal yang Dapat Menyatukan Kita
Saudaraku yang mulia. Marilah kita membentuk perjanjian berdasarkan prinsip-prinsip agama kita, berpondasikan hal-hal yang telah disepakati oleh nash-nash syariat yang enggak ada perbedaan di dalamnya. Berdasarkan hal itu semua persatuan kita terjaga serta barisan kita selaku kokoh. Berdasarkan hal itu kita bersatu, menebarkan cinta di renggangan kita, bukan kebencian.
Semua kita beriman kepada al-Quran serta as-Sunnah yang suci, selaku sumber syariat, intern rangka mengamalkan firman Allah, “Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah serta taatlah kepada Rasul, serta janganlah kamu merusakkan segala amalmu.” (QS. Muhammad: 33)
Kita semua cinta kepada keluarga Nabi, dimana kecintaan kepada mereka merupakan bagian dari ajaran agama kita. Keturunan Nabi Muhammad Saw. sebanding panutan kita. Cinta kepada semua sahabat, sesuai prinsip persatuan umat, seperti yang dimaksud oleh kebanyakan sahabat, sebanding perkara yang enggak dapat dipungkiri. Bukankah Allah berfirman: “Katakanlah (Muhammad), ‘Aku enggak berharap kepadamu sesuatu imbalan pun bagi seruanku, kecuali kasih sayang intern kekeluargaan, serta barangsiapa mengerjakan kebaikan hendak kami tambahkan kebaikan baginya. Sungguh Allah Mahapengampun, Mahamensyukuri.” (QS. Asy-Syura: 23).
Kita enggak lupa terhadap hadits Nabi Muhammad Saw. yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi serta an-Nasai, menggunakan redaksi yang mirip, dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, Rasulullah Saw. intern hajinya pada hari Arafah berkhutbah -sedang beliau berada di bagi unta beliau “Qashwa”. Aku mendengar beliau bersabda: “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku meninggalkan kepada kalian sesuatu yang bila kalian berpegang teguh padanya, kalian enggak hendak tersesat, yaitu Kitabullah serta Itrah, keluargaku.” Pastinya kalian tahu, keturunan Nabi Muhammad Saw. sebanding penyebab masuknya Islam di negara kalian Indonesia ini.
Kita semua sepakat bahwa diantara tugas kita sebanding mempelajari hal pokok intern akidah kita, hal pokok dari hukum-hukum syariat. Hal itu dapat menjadikan sah ibadah serta muamalah kita. Jalan menuju ke sana sebanding menggunakan cara kembali kepada ulama yang disebut selaku “orang yang berilmu” oleh Allah intern kitab suciNya: “Dan Kami enggak mengutus (Rasul-rasul) sebelum Engkau (Muhammad), melainkan seputar orang jejaka- jejaka yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu enggak melihat.” (QS. Al-Anbiya: 7).
Harus Kembali pada Ulama intern Penafsiran Hukum
Tidak semua orang mampu menangkap hukum dari al-Quran serta as-Sunnah. Maka selaku suatu keniscayaan orang awam kembali kepada ulama kompeten. Tidak semua orang mampu mempraktikkan syarat ijtihad, maka mereka wajib kembali kepada hasil ijtihad para ulama mujtahid.
Umat Islam selalu konsisten serta terbukti selalu mengikuti imam-imam mujtahid madzhab. Mengikuti mereka bukan karena mereka atau hasil ijtihad mereka belaka, namun capaian madzhab mereka intern dinamika perjalanan madzhab, sejak generasi ulama murid para imam madzhab (ashhab), kemudian ulama mujtahid madzhab, lalu pen-tarjih, serta mufti. Hal itu terjadi berabad-zaman, menggunakan proses penelitian serius (tahqiq) serta diskusi (munaqasyah) sampai madzhab mereka teruji, dimana salah seorang diantara kita enggak dapat melakukannya.
Bukanlah sesuatu kebijaksanaan, kita memulai sesuatu yang telah dilakukan oleh para imam yang jeda masa mereka menggunakan Nabi Muhammad Saw. hanya dua zaman. Kita enggak dapat acuh terhadap usaha mereka, perpustakaan besar yang mengoleksi karya fikih, serta segala apapun yang menjelaskan perihal syariat. Sedangkan kita di masa ini dipisahkan oleh 14 zaman. Bahasa kita kian lemah kepada memahami nash atau dalil.
Penguasaan kita terhadap syarat ijtihad serta pirantinya luar biasa lemah. Tidak mengindahkan madzhab-madzhab fikih berarti memusnahkan khazanah keilmuan klasik, sesuatu yang telah dihasilkan oleh ribuan ulama. Mereka mengerahkan segenap usaha kepada meneliti yang diproduksi-yang diproduksi ijtihad para imam fikih serta para pengikut mereka pada era berikutnya.
Mereka juga menyempurnakan amal usaha intern membangun keilmuan fikih ini kepada menyelesaikan berbagai kasus yang terjadi saat sudah tersedia dalil, atau hal-hal yang telah terjadi atau dipotensikan hendak terjadi. Hasil diskusi antar ulama merupakan simpanan kekayaan besar, intern pola diskusi yang baik, sisi pengambilan hukum dari dalil (istidlal), intern kekuatan serta keelokannya.
Bagaimana Kita Menyikapi Perbedaan
Umat Islam meskipun berbeda, namun mereka berjumpa intern pokok serta prinsip agama yang sama. Prinsip itu berupa hakikat keimanan, sumber hukum, serta lainnya. Umat Islam sebenarnya sejak dulu telah berbeda pendapat. Namun mereka menyudahi perbedaan mereka menggunakan diskusi ilmiah, dilakukan di masjid-masjid, atau di depan pemerintah. Mereka enggak menyelesaikan perselisihan itu menggunakan kekerasan, kecuali pihak yang memang hujjahnya lemah.
Umat Islam dari kalangan Ahlussunnah wal Jama’ah enggak berinteraksi menggunakan kelompok yang berbeda menggunakan cara keras serta lalim. Hal itu memang enggak sepatutnya terjadi. Jika diperintahkan kepada bedebat menggunakan ahli kitab atau kelompok yang berbeda lainnya, pun kita wajib melakukannya menggunakan cara yang baik. Lalu, mengapa kita kian memilih cara ekstrim, mudah mengkafirkan (takfiri), serta keras terhadap saudara-saudara kita sendiri? Padahal perbedaan itu umumnya intern masalah ijtihadiyah, atau yang kebenarannya relatif (enggak absolut).
Allah telah memerintahkan kita kepada membahasakan kepada Ahli Kitab: “Katakanlah: ‘Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang enggak ada perselisihan renggangan kami serta kamu’.” (QS. Ali Imran: 64).
Jika Allah memerintahkan kita sedemikian rupa intern menyikapi non-Muslim, maka kian utama lagi porsi kita kepada mencari pola yang dapat menyatukan kita. Bukan menggunakan cara mencari serta memanfaatkan perselisihan, atau mencari-cari hal-hal yang kita anggap salah pada saudara kita. Penyematan kata kufur serta syirik terhadap kelompok berbeda enggak menguntungkan persatuan umat yang telah diperintahkan Allah.
Hal itu bertentangan menggunakan firman Allah (yang artinya): “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, karena itu damaikanlah di renggangan kedua saudaramu (yang berselisih). Bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapatkan rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10). “Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu selaku gentar serta hilang kekuatanmu.” (QS. Al-Anfal: 46)
Semua perselisihan itu telah menjadikan umat Islam berkeping, tercerai-berai, lemah intern menghadapi musuhnya, enggak mampu mewujudkan berbagai kemaslahatannya. Allah telah menyebut umat Islam bahwa mereka sebanding “Muhammad itu sebanding utusan Allah serta orang-orang yang bersama ia sebanding keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka”.
Penutup serta Doa kepada Bangsa ini
Sebagai penutup, wahai saudara yang ane cintai, sesungguhnya negeri kalian sebanding amanah di pundak. Karena itu jangan kalian rusak menggunakan keteledoran serta perselisihan. Umat kalian sebanding amanah di pundak, jangan diceraiberaikan menggunakan polemik serta perseteruan. Kalian sebanding bangsa beriman, yang baik, yang tetap menjaga persatuan umat meski pernah digampur oleh banyak serangan, selama kian dari 3 zaman. Persaudaraan Islam sebanding amanah Allah, karena itu jangan dirusak. Allah hendak menanyai kalian perihal hal ini.
Semoga Allah menjaga Indonesia, bangsa, agama, pemuda, pemudi, pesantren, serta universitas negeri ini. Semoga Allah menjadikannya senantiasa berada intern bimbinganNya. Semoga Allah memberi petunjuk terhadap hal yang Dia ridhai. Semoga kalian serta negeri kalian mendapatkan kebaikan, kebahagiaan, serta kemakmuran.
(Oleh: Ust. Faris Khoirul Anam, dimuat Majalah Cahaya Nabawiy, Edisi 146-Pebruari 2016).
Source: www.muslimedianews.com

Source Article and Picture : www.wartaislami.com





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bacaan Sholawat Taisir dan Khasiatnya Yang Luar Biasa

Bacaan Sholawat Taisir serta Khasiatnya Yang Luar Biasa . Kamu perlu sering belajar kepada mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka pada penjelasan terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan termulia internal membaca share terbaru.Sholawat Taisir lurus suatu sholawat yang bermanfaat serta berhasiat kepada mempermudah segala sesuatu yang sulit. Sesuai namanya, Taisir berarti meringankan. Selain mendapat pahala perincian pembacanya menyimpan juga keajaiban yang amat menakjubkan sekali baik disadari ataupun enggak disadari. Sholawat Taisir banyak digunakan seperti wasilah kepada membuka atau memecahkan segala sesuatu yang sulit-sulit atau rumit – rumit. Adapun kejaiban dari sholawat tersebut menyimpan aura yang amat hebat jadi dapat berfungsi kepada membuka kerudung yang amat sulit kepada ditembus. بِسْـــمِ للهِ الرَّحْمٰـنِ الـرَّحِـيْمِ اَللّٰـهُـمَّ صَلِّ عَـلٰى سَيِّـدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَـلٰى اٰلِ سَيِّــدِنَامُحَمَّدٍ ، صَـلَاةً تَفْـ

Amalan Mustajab ! Membaca Wirid Surat al-Fatihah Untuk Segala Hajat

Amalan Mustajab ! Membaca Wirid Surat al-Fatihah Untuk Segala Hajat . Kamu wajib sering belajar bakal mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka pada kabar terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan unggul internal membaca share terbaru.Tidak diragukan lagi bahwa surat al-Fatihah mengantongi banyak sekali fadhilah, keistimewaan, manfaat serta khasiat yang luar biasa. Bukan hanyak bakal hajat kekayaan, tapi banyak hajat bisa kita mohonkan kepada Allah pada wasilah surat al-Fatihah ini. Karena itu kagak mengherankan jika banyak orang yang membaca wirid al-fatihah ini pada jumlah tertentu, 7 kali, 10 kali, 100 kali bahkan 1000 kali. Surah Al-Fatihah (الفاتحة , al-Fātihah, “Pembukaan”) sebanding surat pertama internal Kitab Suci Al Qur’an. Surah ini diturunkan di Mekah serta terdiri dari 7 ayat. Al-Fatihah merupakan surah yang pertama-tama diturunkan pada lengkap diantara surah-surah yang ada. Surah ini disebut Al-Fatihah (Pembukaan), karena pa

Amalan Doa Ayat 1000 Dinar Untuk Mendatangkan Rejeki Kilat

Amalan Doa Ayat 1000 Dinar Untuk Mendatangkan Rejeki Kilat . Kamu perlu sering belajar kepada mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka serta penerangan terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan utama intern membaca share terbaru.Amalan Doa Ayat 1000 Dinar - Kali ini aku bakal berbagi amalan doa ayat 1000 dinar yang sudah bukan main masyhur serta populer di kalangan para spiritualis. Amalan serta ijazahnya di share oleh seorang kaskuser yang bernama Baginda Wizoon yang diperuntukkan porsi pembaca semua yang berkenan kepada mengamalkannya. Dan inilah yang ditulis oleh Baginda Wizaon. Amalan ini berbeda serta amalan doa 1001 Dinar ya. Amalan doa ini dinamakan serta nama Amalan Ayat 1000 Dinar, dikarenakan apabila seseorang mencoba mengamalkan Ayat 1000 Dinar ini serta kesungguhan hati serta serta penuh keyakinan yang serius maka si pengamal Amalan doa ayat 1000 dinar ini benar-benar bakal mendapatkan Rezki berupa pecahan Uang Dinar sebanyak