Unik Dan Menarik Peringatan Maulid Nabi ‘Maudu Lompoa’ di Cikoang Sulsel. Kamu perlu sering belajar hendak mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka pada kabar terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan terpilih intern membaca share terbaru.
Wartaislami ~ Takalar – Warga Desa Cikoang, Kec. Laikang, Kab. Takalar, Sulawesi Selatan menyimpan tradisi yang unik hendak merayakan Maulid Nabi Muhammad. Perayaan yang dikenal pada nama Maudu Lompoa itu dirayakan makin ramai dari hari raya Idul Fitri. Maudu Lompoa berarti Maulid Besar atau makin dikenal bagaikan puncak peringatan maulid. Dalam perayaan ini, warga Cikoang serta sekitarnya mengarak replika perahu Pinisi yang dihias beraneka ragam kain sarung serta dipamerkan di tepi sungai Cikoang.
Setelah dipamerkan, replika perahu sepanjang 5 meter ini diangkat serta diarak warga keliling desa. Sepanjang acara, tabuhan gendang atau seni musik Gandra Bulo terus terdengar Di intern perahu, disimpan makanan nasi ketan khas Makassar atau biasa disebut Songkolo serta dihias telur berwarna-warni. Sajian makanan ini melambangkan bahtera yang membawa berkah jatah masyarakat Cikoang. Setelah prosesi arak selesai, makanan ini dipersembahkan intern puncak Maudu Lompoa di baruga, yang dipimpin oleh pemimpin ritual yang biasa disebut Sayye.
Acara semakin meriah pada berbagai lomba yang diikuti masyarakat. Mulai dari perlombaan menangkap bebek di sungai Cikoang atau unjuk kebolehan memainkan silat kampung khas Cikoang. Tak sejumput warga yang memanfaatkan acara ini hendak menjual makanan, oleh-leh, cendramata serta barang-barang lainnya pada warga yang datang menyaksikan perayaan ini. Secara historis, perayaan Maudu Lompoa ini melambangkan sejarah masuknya agama Islam di wilayah selatan pulau Sulawesi yang dibawa oleh pedagang-pedagang Arab. Peringatan Maudu Lompoa ini juga menjadikan Cikoang, yang berjarak 80 kilometer dari Makassar menjelma tujuan wisata budaya yang merebut jatah wisatawan.
Menurut salah satu warga Cikoang, Karaeng Callu, prosesi Maudu Lompoa ini diperingati turun-temurun oleh masyarakat Cikoang. “Dalam Maudu Lompoa di Cikoang juga jadi ajang silaturahmi jatah warga Cikoang yang sudah bermukim di daerah lain, serta menjadikan Cikoang bagaikan daerah kunjungan wisata jatah warga lainnya,” ujar Callu.
Source: www.detik.com
Source Article and Picture : www.wartaislami.com
Wartaislami ~ Takalar – Warga Desa Cikoang, Kec. Laikang, Kab. Takalar, Sulawesi Selatan menyimpan tradisi yang unik hendak merayakan Maulid Nabi Muhammad. Perayaan yang dikenal pada nama Maudu Lompoa itu dirayakan makin ramai dari hari raya Idul Fitri. Maudu Lompoa berarti Maulid Besar atau makin dikenal bagaikan puncak peringatan maulid. Dalam perayaan ini, warga Cikoang serta sekitarnya mengarak replika perahu Pinisi yang dihias beraneka ragam kain sarung serta dipamerkan di tepi sungai Cikoang.
Setelah dipamerkan, replika perahu sepanjang 5 meter ini diangkat serta diarak warga keliling desa. Sepanjang acara, tabuhan gendang atau seni musik Gandra Bulo terus terdengar Di intern perahu, disimpan makanan nasi ketan khas Makassar atau biasa disebut Songkolo serta dihias telur berwarna-warni. Sajian makanan ini melambangkan bahtera yang membawa berkah jatah masyarakat Cikoang. Setelah prosesi arak selesai, makanan ini dipersembahkan intern puncak Maudu Lompoa di baruga, yang dipimpin oleh pemimpin ritual yang biasa disebut Sayye.
Acara semakin meriah pada berbagai lomba yang diikuti masyarakat. Mulai dari perlombaan menangkap bebek di sungai Cikoang atau unjuk kebolehan memainkan silat kampung khas Cikoang. Tak sejumput warga yang memanfaatkan acara ini hendak menjual makanan, oleh-leh, cendramata serta barang-barang lainnya pada warga yang datang menyaksikan perayaan ini. Secara historis, perayaan Maudu Lompoa ini melambangkan sejarah masuknya agama Islam di wilayah selatan pulau Sulawesi yang dibawa oleh pedagang-pedagang Arab. Peringatan Maudu Lompoa ini juga menjadikan Cikoang, yang berjarak 80 kilometer dari Makassar menjelma tujuan wisata budaya yang merebut jatah wisatawan.
Menurut salah satu warga Cikoang, Karaeng Callu, prosesi Maudu Lompoa ini diperingati turun-temurun oleh masyarakat Cikoang. “Dalam Maudu Lompoa di Cikoang juga jadi ajang silaturahmi jatah warga Cikoang yang sudah bermukim di daerah lain, serta menjadikan Cikoang bagaikan daerah kunjungan wisata jatah warga lainnya,” ujar Callu.
Source: www.detik.com
Source Article and Picture : www.wartaislami.com
Komentar
Posting Komentar